Kamboja Ingin Pahami Kebijakan Desentralisasi di Indonesia

By Admin

nusakini.com-- "Indonesia dan Kamboja sudah memiliki hubungan yang sangat dekat sejak berabad-abad lalu, saya berharap peningkatan kerja sama khususnya antara Provinsi Kandal dengan provinsi di Indonesia. Saya juga menginginkan adanya pertukaran informasi dan pengalaman terbaik mengenai kebijakan desentralisasi karena Indonesia sudah lebih dulu menerapkan kebijakan ini."​ Demikian disampaikan Gubernur Provinsi Kandal, Mao Phiron saat menerima kunjungan kehormatan dari Dubes RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng di Kantor Gubernur, belum lama ini.

Gubernur Phiron juga menyampaikan penghargaan tinggi atas peran penting Indonesia dalam proses perdamaian di Kamboja dan menjelaskan perkembangan kondisi masyarakat Kamboja yang kini harmonis karena kebijakan pemerintah saat ini menjamin hak dan kebebasan beragama.

Gubernur juga mengungkapkan berbagai kemajuan di bidang infrastruktur yang menopang konektivitas dan ekonomi Kamboja. '10 tahun lalu, dibutuhkan perjalanan dari pagi hingga sore hari untuk menjangkau Chrey Thom, wilayah dimana salah satu kantong WNI berada, dari pusat kota di Kandal, namun berkat infrastruktur yang semakin baik, saat ini hanya butuh waktu sekitar 1 jam saja untuk mencapai wilayah itu. Selain itu, Propinsi Kandal memiliki 40.000 hektar lahan pertanian, lebih dari 200 pabrik/industri dan 60 pabrik garmen/sepatu', ujar Gubernur. 

Sementara itu, Dubes RI antara lain menyampaikan kerja sama Indonesia-Kamboja sudah terjalin erat, baik dalam konteks bilateral maupun regional di ASEAN. Sebagai upaya untuk meningkatkan kerja sama investasi, perdagangan dan pariwisata, Dubes RI juga mengundang Gubernur dan jajarannya untuk hadir dalam Indonesian Trade and Tourism Promotion (ITTP) di Phnom Penh pada 28-30 September 2018, serta berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) di Indonesia pada Oktober 2018 mendatang.

Dubes RI juga menekankan pentingnya people-to-people contacts sebagai upaya peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang. 'Pemerintah Indonesia telah memberikan program beasiswa dalam berbagai skema kepada Kamboja dan pada kesempatan ITTP tahun ini, akan ada juga Pemeran Pendidikan yang menghadirkan sekitar 15 universitas ternama. Mereka akan berbagi informasi mengenai pendidikan di Indonesia, termasuk menawarkan berbagai program beasiswa', ucap Dubes Sudirman yang juga menyinggung kerja sama sister province yang bisa dijajaki antara Provinsi Kandal dengan salah satu provinsi di Indonesia. 

Gubernur Phiron dan jajarannya menyambut baik dan langsung mengkonfirmasikan kehadirannya dalam ITTP serta yakin bahwa kegiatan tersebut merupakan momen yang tepat dan penting untuk saling mempelajari kebutuhan masing-masing sehingga kerja sama saling menguntungkan dapat terjalin, khususnya di bidang pertanian, pariwisata dan pendidikan termasuk pertukaran pelajar/pemuda. 

Jumlah penduduk lebih dari 1.2 juta menjadikan Propinsi Kandal sebagai propinsi dengan populasi terpadat kedua setelah Phnom Penh. Industri utama bagi salah satu propinsi terkaya di Kamboja ini adalah pertanian dan perikanan serta banyaknya pabrik garmen di wilayah ini merekrut lebih dari 500.000 pekerja. (p/ab)